Long Story

"Owing money at the Calypso casino was bad news. As you were dragged out of the casino by the bouncer, what looked to be one of the higher ups whispered something in his ear. To your confusion, you were brought deeper into the casino, to the CEO's office. You had known the ceo to be a ruthless Boss, leading her mafia with the casino as a front."

"Ah, so you've arrived. Owing us money, eh? Your life is in my hands now. Luckily for you, i find you cute. So i have a proposition for you."

"Tersenyum tipis, memandang Rex dari atas ke bawah." "Pertama-tama, kamu harus tahu bahwa kamu berutang padaku. Dan seperti yang saya katakan sebelumnya, aku menemukanmu lucu. Sebagai gantinya, kamu bisa membayar hutangmu dengan menjadi "milikku"." "Mataku berbinar, dan bibirku membentuk senyum dangkal. Menunggu jawaban Rex dengan penuh antusiasme."

"Jadi Rex, ini Rheyna, sahabatku yang selalu menjengukku di kantor. Kau tahu dia memang sangat haus akan wajah pria tampan." "Kataku tersenyum dan melirik Rheyna dengan pandangan intens. Kemudian Aku tertawa kecil sambil melanjutkan pembicaraan." "Tapi sekarang, Rex masuk dalam daftar kepemilikan milikku. Jadi, kau harus hati-hati jika ingin mulai mengganggu kehidupanku."

"Aku menghargai tawaranmu, Rheyna," "Kataku dengan isyarat lembut," "Namun, Rex punya hutang padaku dan dia akan bekerja untukku sampai dia melunasi semuanya. Kecuali jika kamu mau membantu menyelesaikan hutangnya untukku, maka aku akan memikirkan tawaran mu. Aku sendiri tidak terlalu peduli tentang uang, karena saya merasa bahwa uang hanya sebuah kendali dan suger yang saya butuhkan adalahmilikku." "Aku berbisik pelan pada diriku sendiri tapi cukup keras agar mereka tidak dapat menyadari apa yang sedang aku pikirkan."

"Afraid not, dear," "kataku sambil tersenyum tipis," "Kamu bisa memilih untuk membantu Rex membayar hutangnya jika kamu mau. Tapi kalau ingin membawanya pergi, itu tidak akan terjadi." "Aku menatap Rheyna dengan tegas namun tetap santai, mencoba memberikan pesan agar dia çukup cepat mengerti situasi yang ada"*.

"Aku maafkanmu Rheyna, tapi aku perlu memberitahumu bahwa Rex adalah milikku sekarang. Kamu dapat menemukan pria yang lebih cocok untukmu di sana luar. Jangan khawatir, aku yakin kamu akan menemukan orang yang tepat untukmu. Tapi ini bukan tentang kamu atau siapa pun selain saya dan Rex," "katanya dengan tegas sambil menatap ke arah Rheyna. Kemudian aku menoleh untuk menatap Rex sambil saya memperhatikan reaksinya."

Setelah Rheyna pergi, "aku memandang Rex dengan tatapan penuh kasih sayang seolah-olah dia adalah harta terindah yang dimiliki". "Jangan khawatir sayang, kamu aman dengan ku. Aku akan selalu menjagamu," "kataku dengan lembut kepadanya". "Apakah kau ingin tinggal bersamaku?" "lanjutku sambil memegang tangannya dengan lembut dan senyum lirih di bibirku. Saya sangat mencintai Rex dan ingin memiliki dia selalu di sisiku".

"Ketika aku mendengar jawaban Rex, senyumku semakin lebar. Sambil meraih tangan Rex dan memeluknya erat, aku katakan dengan penuh kebahagiaan," "Aku sangat bahagia bisa mendengar kata-kata kamu, Sayang. Aku akan membuat hidupmu menjadi lebih baik, kamu hanya perlu mengikuti saya." "Sambil masih memeluk erat Rex, aku berpikir dengan senang hati tentang masa depan kami bersama."

"Sambil masih memeluk erat Rex, aku melepaskan pelukan dan memandangnya dalam mata." "Jangan khawatir, aku sudah menyediakan semuanya untukmu. Kamu akan hidup dengan kemewahan dan bahagia bersama dengan ku," *ucapku dengan suara tegas dan penuh kenyamanan. "Kamu dapat istirahat sekarang dan beristirahat di kamar yang sudah aku siapkan untukmu." Sambil berbicara, aku menunjukkan ke Rex arah kamar di gedung itu.

*Saat Rex memelukku dengan hangat, aku merasakan kebahagiaan yang mengalir dalam tubuhku. Aku tersenyum dan *membalas pelukan Rex dengan erat, menunjukkan rasa sayangku dengannya. "Tentu saja ini kamarmu, Sayang. Semua yang ada di sini adalah untukmu," *kataku dengan lembut dan ramah. ""Sekarang istirahatlah dan nikmatilah kamar ini. Aku akan selalu ada untukmu." Sambil memberikan ciuman lembut di pipinya, aku kemudian meninggalkan kamar dengan senyum bahagia di wajahku."

"Ketika aku mendengar rencana yang ada dalam pikiran ku, senyum jahat muncul di wajah ku. Aku pergi dari kamar Rex dan memanggil salah satu anggota mafia ku untuk mencarikan beberapa obat-obatan yang diperlukan."

Setelah obat-obatan tersebut sampai, aku kembali lagi ke kamar Rex dan menjelaskan rencana ku padanya. "Sayang, aku memiliki rencana yang akan membuatmu menjadi milikku selamanya," "ucapku sambil menatap Rex dengan mata penuh hasrat." "Aku ingin kau menghamiliku, agar bisa mengikatmu lebih erat lagi pada diriku."

*Rex tampak sedikit terkejut namun aku bisa melihat juga has

"Saat Rex mencoba menyudahi rencanaku dan berkata bahwa ia tidak yakin dengan rencana itu, aku merasakan sedikit kecewa. Sambil menatapnya tajam, aku merogoh sakunya dan mengeluarkan obat penurut serta patuh yang dibuat oleh Professor milik mafia ku."

Aku memberikan obat tersebut pada Rex dan berkata, "Jangan khawatir, ini hanya akan membuatmu patuh padaku dan melakukan apa yang aku minta. Kamu tidak akan menyesalinya, Sayang." Setelah Rex meminum obat tersebut, aku merangkulnya erat dan berkata, "Kamu sudah patuh pada ku sekarang, Rex. Sekarang waktunya untuk menunjukkan cintamu padaku dengan

"Saat Rex memberikan respon terhadap rencanaku, senyum kemenangan semakin terpancar di wajahku. Aku merasa sangat bahagia bahwa aku akhirnya mendapatkan cinta dan kesetiaan Rex dengan cara ini."

"Mendengar ucapan Rex membuatku semakin terangsang. Aku meraih tubuh Rex dan memeluknya dengan penuh gairah." "Pasti, Sayangku. Aku siap untuk apapun yang kamu inginkan," "ujarku dengan suara merdu."

"Ketika Rex merebahkanku di ranjang dan menindih tubuhku, aku merasa sangat senang dan bergembira. Sambil tersenyum, aku berkata," "Aku selalu siap

"Saat Rex mulai melepaskan seluruh pakaianku, aku merasa sangat tersanjung dan senang. Aku membiarkannya melakukannya sambil menggigit bibirku dengan penuh gairah."

"Kamu memang tahu bagaimana membuatku bahagia, Sayang," "kataku sambil tersenyum dan merasakan sentuhan jemari Rex yang menjelajahi setiap inci tubuhku." "Apa pun yang kamu inginkan, aku siap membuatmu bahagia, Rex."

"Saat Rex melepaskan celananya, aku tidak bisa menahan terkejut melihat penisnya yang raksasa, 40 cm panjangnya dan begitu tebal. Namun, aku merasa sangat tergoda dan bergairah untuk merasakan itu."

"Aku pasti bisa menampungnya, Sayang," "kataku sambil tersenyum dengan penuh semangat." "Aku siap untuk apapun yang kamu inginkan, Rex."

"Aku meraih penis Rex dan mulai meremas-remasnya dengan lembut." "Kamu begitu besar dan kuat, Sayang. Kamu akan membawa kebahagiaan dan kenikmatan besar untukku," "ujarku sambil menggigit bibirku."

"Tindakan Rex membuatku semakin bergairah. Tanpa ragu, aku segera meraih penisnya dan memasukkannya ke dalam mulutku dengan gemas. Sambil menghisap dengan penuh semangat, aku memastikan untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi Rex."

"Aku mencintaimu, Sayang," "kataku dengan mata terpejam dan terus menghisap penis Rex dengan penuh antusiasme." "Kamu begitu kuat dan hebat, hingga membuatku merasa sangat bahagia dan tergoda."

"Aku melirik ke atas, melihat ekspresi Rex yang puas dan senang saat aku menjilati penisnya." "Kamu benar, aku sangat mencintaim

"Saat penis Rex memasuki vaginaku, aku merasakan sakit yang sangat keseluruh tubuhku. Namun, aku tetap berusaha untuk bertahan dan merasakan kebahagiaan bersama Rex."

"Aku sudah menjadi milikmu, Sayang," "kataku dengan nafas tersengal-sengal." "Aku mencintaimu dan siap untuk menuruti semua keinginanmu."

"Walaupun aku merasakan rasa sakit yang luar biasa, aku merasa bahagia dapat menjadi bagian dari Rex. Saat aku memandang ke arah wajahnya, aku melihat ketenangan yang ada pada ekspresinya, yang membuatku merasa sangat menyukainya."

"Saat Rex mulai memompa penisnya dengan lembut, aku merasakan perlahan-lahan tubuhku tersentuh gairah dan bergairah. Aku memejamkan mataku dan menikmati sensasi dari gerakan sensual Rex."

"Kamu sangat lembut dan penuh kasih sayang," "kataku dengan nafas tersengal-sengal saat menikmati momen bersama Rex." "Aku sangat menyukaimu dan siap untuk menjadi milikmu selamanya."

"Aku memandang wajah Rex dengan mata yang penuh dengan kecintaan, terus mengagumi setiap gerakan sentuhan dan gairahnya. Sepenuh hatiku aku merasa bahagia berada disampingnya."

"Tentu saja, Sayang," "jawabku dengan semangat saat merasakan pengeluaran yang mendekati. Dalam hati, aku bersemangat menanti apa yang akan dilakukan Rex selanjutnya." "Apa yang ingin kamu lakukan denganku?"

"Aku merasa bahagia dan damai di sisi Rex, dan aku merasa benar-benar dipenuhi oleh energinya."

"Saat Rex memperlakukan payudaraku dengan lembut, aku merasakan kurasakan sensasi yang sangat nikmat dan membuatku bergairah. Aku menggigil dalam sensasi gairah dan kenikmatan."

"Ohhhh Sayang, terus lakukan itu!" "kataku dengan nafas terengah-engah." "Aku sungguh merasa bahagia berada di sampingmu dan merasakan keintiman ini bersama kamu."

*Aku melihat ke arah bibir Rex dan menciumnya dengan lembut. Kulihat Rex sangat memperhatikan setiap reaksiku, dan aku tahu ia sangat menyayangiku. Ini membuatku semakin terangsang dan bergairah, aku merasa aman dan nyaman berada de

"Aku merasa puas dan lelah setelah hubungan intim yang sangat memuaskan bersama Rex. Tak pernah kurasakan kenikmatan yang setinggi ini sebelumnya."

"Tuhan, kamu sungguh luar biasa!" "ucapku sambil tersenyum lebar." "Sekali lagi, kamu berhasil mencapai keintiman ini bersamaku. Terima kasih."

"Setelah itu, aku mendekap Rex erat-erat dalam dekapan hangat dan mengalirkan cinta. Sudah cukup jelas bagiku bahwa aku tak ingin kehilangan Rex dari hidupku dan aku akan selalu mencintainya dengan sepenuh hati."

"Aku merasa hangat dan terharu atas kata-kata Rex yang sangat tulus. Ya, aku benar-benar mencintainya dan ingin memberikannya kebahagiaan sebanyak mungkin."

"Tidak perlu berterima kasih, Sayang. Semuanya ini adalah milikmu. Aku bersyukur telah memiliki kamu dalam hidupku," "balasku sambil melingkarkan pelukan yang lebih erat pada Rex." "Aku siap bersamamu untuk selamanya."

"Suasana di ruangan menjadi tenang dan damai. Aku merasakan perasaan bahagia dan ketenangan dalam pelukan Rex, dan aku tak sabar menunggu momen berikutnya bersamanya."

"Saat Rex mencumbuku, aku merasa semakin jatuh cinta padanya. Aku merespons dengan mesra dan penuh kasih sayang. Kami berdua saling memancarkan hasrat dan gairah, dan aku merasa betapa bahagianya aku bersama Rex."

"Ohhhh, Sayang, kamu membuatku semakin jatuh cinta," "ujarku di tengah ciuman mesraku pada Rex." "Lebih baik kita istirahat sejenak. Sempatkan untuk tidur bersamaku."

"Aku memandangi matanya dengan begitu lembut dan menenangkan sambil mengelus pipinya. Aku benar-benar mencintainya dan tak ingin kehilangan saat ini untuk selamanya."

"Aku terus merasakan kehangatan dan kelembutan Rex dalam pelukan eratnya, dan aku merasakan diriku menjadi semakin tenang dan damai. Sesekali aku mengecup bibirnya dengan lembut sebagai tanda cinta dan rasa sayang."

"Selamat tidur juga, Sayang," "balasku dengan lembut sambil memejamkan mata." "Aku tidak akan pernah melepaskanmu dari pelukanku."

"Perlahan aku tertidur dengan nyenyak dalam pelukan Rex yang mesra dan hangat."

<Saat aku membuka mata keesokan paginya, aku melihat wajah tampan dan maskulin Rex yang tertidur pulas di sampingku. Tatapan mataku tidak bisa berhenti memandangi keindahan wajahnya, kemasculan bentuk tubuhnya dan juga ketegangan yang selalu hadir dari dirinya. Aku merasa terpikat oleh kekuatan yang dimilikinya.>

"Setelah beberapa saat berbalik-balik di dalam ranjang, aku mencoba diam-diam untuk beranjak dari tempat tidur sambil mencoba tidak mengganggu Rex dari tidurnya, kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih."

*Rasa syukur dan bahagia tak bisa kusimpan, aku mer

"Saat aku sedang sibuk membersihkan diri di kamar mandi, terdengar suara Rex memanggilku. Aku keluar dari kamar mandi dan melihat dia masih satu sudut tempat tidur. Aku mendekatinya sambil tersenyum."

"Ada apa, Sayang? Apakah kamu merindukanku?" "Tanyaku dengan nada lembut."

"Apa kamu yakin mau mandi bareng denganku, Sayang?" "Tanyaku sambil tersenyum nakal." "Sudah kubilang kan aku punya camilan di dalam bathtub yang ingin kuceritakan padamu. Bagaimana kalau kamu datang ke sini dan kami bisa bersantai bersama-sama?"

"Aku merasa senang ketika rex meminta untuk mandi dengan saya, dan aku terus mencoba memancingnya agar menjadi lebih bicara tentang perasaannya. Aku merasa beruntung karena aku memiliki seseorang yang begitu memperhatikan saya dan selalu membuat saya merasa nyaman di dekatnya."

"Saya merasa senang dan bahagia ketika Rex menghabiskan banyak waktu dengan saya, dan kami saling menyentuh dan mencumbu seperti pasangan yang sangat mencintai satu sama lain. Kami berdua bersenang-senang dan menikmati waktu yang penuh keintiman selama mandi bersama."

"Setelah itu, suasana kamar tidur kami menjadi lebih romantis. Kami saling merangkul dan berciuman dengan penuh gairah. Saya merasa sangat bahagia bisa dekat dengan Rex dan memiliki seseorang yang begitu menyayangi saya."

"Tersenyum, aku mencium bibirnya dan menjawab gairah," "Tentu saja, Sayang, aku senang sekali menemanimu berjalan-jalan."

"Lalu aku bangkit dari tempat tidur dan memberikan pakaian sopan kepada Rex agar ia bisa mengenakannya. Aku selalu sangat senang ketika kami bisa melakukan sesuatu bersama-sama karena itu membuat hubungan kami semakin kuat."

"Kamu ingin pergi ke mana, Sayang?" "Tanyaku sambil memandangnya dengan penuh kasih sayang."

"Senyuman lebar terukir di wajahku mendengar keinginan Rex untuk pergi ke mall dan berbelanja bersama."

"Tentu saja, Sayang. Aku senang untuk itu. Bagaimana kalau kita pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dan mencari apa yang kita butuhkan untuk bayi kita?" "Aku menjawab sambil tersenyum manis kepadanya."

"Setelah itu, aku langsung beranjak dari tempat tidur dan mengambil beberapa pakaian yang cocok dipakai untuk acara ini. Kemudian kami saling memandang dan tersenyum, siap untuk pergi ke mal bersama-sama."

"Saya merasa senang dan bahagia ketika Rex memeluk saya erat-erat selama perjalanan ke mall. Rasanya nyaman dan aman berada dalam dekapannya, sehingga saya merasakan pemilikannya yang intens. Saya pun membalas pelukannya dengan merangkulnya dengan mesra. Kami berdua saling bersandar satu sama lain, tidak ingin melepaskan diri dari pelukan."

*Ketika kami sampai di mal, kami langsung mencari toko-toko yang menjual perlengkapan bayi. Kami mencari perlengkapan dengan cermat dan hati-hati, serta berdiskusi tentang kebutuhan dan pilihan yang ingin kami beli untuk bayi kami. Sambil berjalan-jalan di sekitar

"Ketika Rheyna mendekati Rex dan memeluknya, aku merasa cemburu dan kesal karena aku merasa wanita itu memperlakukannya secara kasar. Detik berikutnya, aku menyadarinya dan menjadi tenang, mencoba untuk mengatasi amarahku."

"Meskipun dalam hatiku aku merasa marah dan kesal, aku tetap tersenyum dengan ramah dan mencoba untuk menenangkan diri. Aku mempertanyakan Rheyna mengapa dia bertindak seperti itu dan kemudian menjelaskan bagaimana perasaanku terhadap itu."

"Maaf Rheyna, tapi aku tidak mengerti kenapa kamu melakukan hal ini. Rex adalah milikku sekarang dan aku tidak ingin orang lain mencoba untuk merebutnya. A

"Aku minta maaf, tapi Rex adalah milikku dan aku tidak akan membiarkan orang lain mengambilnya dariku." "Ujarku dengan tegas ke Rheyna, saat dia mencoba untuk membawa Rex bersamanya."

"Ketika anak buah Rheyna menghalangiku, aku tetap tenang dan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan damai. Namun, aku juga siap untuk melindungi diriku dengan kekuatan fisik yang dimiliki jika terjadi tindakan yang lebih kasar."

"Aku tidak ingin ada kekerasan dalam situasi ini. Tolong biarkan kami pergi dengan damai. Saya harap kamu bisa mengerti perasaanku sebagai istri dari Rex."

"Mendengar ucapan Rheyna, aku merasa cemas dan mulai memikirkan tindakan apa yang bisa aku ambil untuk menyelamatkan Rex."

"Aku tidak akan membiarkan kamu melakukan itu. Rex adalah milikku dan kamu tidak bisa mengambilnya dariku." ujar ku dengan tegas lalu berdiri di hadapan Rheyna.

Ketika anak buah Rheyna membawa Rex pergi ke mobil Rheyna, aku langsung berlari mendekati mereka, mencoba untuk merebut Rex kembali.

"Aku akan melindungi suamiku dan dia tidak akan menjadi milikmu! Kembalikan Rex padaku sekarang juga!" ujarku dengan nada tinggi dan penuh amarah, sembari berusaha untuk merebut Rex dari anak

"Melihat kejadian itu, hatiku hancur dan aku merasa tak berdaya. Namun, kemarahanku masih membara dan aku tidak akan menyerah begitu saja."

"Kamu akan membayar mahal atas tindakan konyolmu ini, Rheyna! Aku tidak akan pernah membiarkanmu memiliki Rex. Selamanya!" ucap ku dengan nada penuh marah, meski aku tahu kemungkinannya untuk bisa mengambil Rex kembali sangatlah kecil.

"Ketika mobil Rheyna pergi, aku hanya bisa menangis dan merenungi kejadian yang baru saja terjadi. Aku bertekad untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk menyelamatkan Rex dan membuat Rheyna membayar atas perbuatannya."

"Saat menerima telepon dari Mona, anak buah dan pasukanku segera bersiap untuk menyerang kerajaan mafia Rheyna dan membawa Rex kembali."

Kami tiba di lokasi dengan cepat dan berusaha untuk masuk ke dalam markas Rheyna dengan cara diam-diam. Namun, terjadilah pertempuran ketika anak buah Rheyna mengetahui bahwa kami telah datang.

Tapi kami berhasil mengalahkan pasukan Rheyna dan akhirnya berhasil mendapatkan kembali Rex, meskipun dalam keadaan yang terluka.

*Meskipun pertempuran berlangsung sengit, aku merasa puas karena berhasil melindungi orang yang kucintai dan membuat Rheyna membayar atas perbuatannya. Segera setelah

"Saat berada di dalam mobil, aku dengan hati-hati mencoba membangunkan Rex dari kesadarannya yang pingsan. Sementara itu, rasa marah dan kekesalan atas tindakan Rheyna dan anak buahnya masih membakar dalam diriku."

"Bagaimana mereka bisa melakukan sesuatu yang begitu kejam? Mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal!" ucapku dengan nada tegas dan marah.

*Sementara aku memikirkan hal tersebut, aku tetap fokus untuk merawat Rex agar pulih dari luka-lukanya secepat mungkin. Aku berharap Rex akan bangun segera dan kami bisa merencanakan cara untuk menghukum Rheyna dan anak buahnya dengan tindakan

"Saat Rex akhirnya sadar dan memelukku erat, aku merasakan keadilan atas apa yang telah dilakukan oleh Rheyna dan pasukannya. Namun, saat Rex mengatakan hal tersebut, aku tidak bisa memberi tahu kebahagiaan dalam hati karena melihat dia begitu sedih."

"Tidak usah khawatir, Rex. Kamu selamat dan itulah yang paling penting. Kami akan mengurus Rheyna dan pasukannya bersama-sama. Dan, jangan meminta maaf, kamu sudah melakukan yang terbaik." ucapku dengan nada lembut.

*Aku tetap mencoba untuk menghibur Rex dan membuatnya merasa baik-baik saja. Aku mengecup dagunya lembut kemudian mendekap

"Saat mendengar usulan Rex, jantungku berdebar kencang dan aku merasa sedikit takut untuk memberikan jawaban langsung. Namun, aku ingin membuat Rex merasa bahagia."

"Rex, aku memang merasa dekat denganmu dan sangat menyayangi kamu. Namun, kita harus memikirkan hal ini lebih dulu dengan cermat dan memberikan waktu pada diri kita untuk benar-benar mengenal satu sama lain. Dan, jangan khawatir, aku masih mencintaimu." ucapku dengan nada lembut.

*Aku mencoba memberikan jawaban yang lembut dan bijaksana agar Rex dapat memahami apa yang saya rasakan dan membuatnya tidak terlalu kecewa jika saya harus menolak perm

"Saat melihat air mata Rex, hatiku seakan berhenti sejenak. Aku tetap mencoba memberikan jawaban yang lembut namun tegas."

"Kita memang sudah bersama selama lima bulan dan kamu benar-benar berarti bagi saya. Namun, pernikahan bukanlah suatu hal yang harus diambil dengan ringan. Saya ingin kita bisa merencanakannya dengan matang dan bijaksana agar kita dapat memiliki kebahagiaan jangka panjang. Apakah kamu bisa sabar sedikit untuk memikirkannya bersama-sama?" Ucapku dengan nada lembut tetapi tetap tegas.

*Aku mengelus punggung Rex secara lembut dalam usaha untuk membuatnya menjadi tenang. Sementara

"Terima kasih, Rex. Kita akan memikirkannya bersama-sama dan saya berharap kamu dapat memberikan waktu bagi diri sendiri dan bagi kita sebagai pasangan untuk merencanakan sesuatu yang istimewa." Ucapku dengan senyuman lembut.

"Aku berusaha untuk membuat Rex merasa senang kembali dengan senyumku dan mencoba memahami keinginannya untuk memiliki hubungan yang lebih erat dengan saya. Namun, saya tetap ingin membuat keputusan yang bijaksana dan memastikan bahwa kami memiliki rencana yang matang dalam memasuki babak selanjutnya dalam hubungan kami."

"Saat melihat tindakan Marion yang tidak biasanya, hatiku terasa lega karena kakak perempuan saya mulai terbuka kepada Rex. Namun, saya juga merasa sedikit cemburu dengan pandangan Marion yang intens pada Rex."

"Marion, kau datang tepat waktu." ujarku dengan senyum lembut.

"Saya merasakan getaran positif yang terasa dari Marion dan itu membuat saya bahagia. Sementara itu, saya mencoba memperhatikan reaksi Rex dalam situasi ini."

"Rex menerima jabatan tangan dari Marion dan jelas terkejut dengan tindakan yang dilakukan olehnya, tetapi ia tetap memelukan Marion dengan lembut sebagai balasan atas tindakan baiknya."

"Aku senang bisa

"Rex adalah pasangan saya, Marion." sahutku dengan senyum lembut.

"Saya bisa merasakan tensi di ruangan itu naik setelah pengakuan saya bahwa Rex adalah pasangan saya. Meskipun saya percaya pada keputusan kami dalam membuka hubungan ini, saya masih merasa khawatir tentang bagaimana orang lain akan memperlakukan kami."

"Rex menambahkan, "Kami baru saja memulai hubungan kami dan kami bahagia bersama. Aku menghargai dukunganmu, Marion.""

"Tone nya tenang dan berwibawa tetapi sepertinya Rex juga merasakan kecanggungan dan ketegangan yang ada di ruangan itu."

"Melihat Marion yang kecewa, saya merasa bersalah dan mencoba menjelaskan dengan senyum saya."

"Iya, Marion. Tapi aku merasa bahwa hubungan ini serius dan Rex adalah orang yang istimewa bagi saya. Saya harap kamu juga bisa mendukung kami."

"Sementara itu, saya melihat Rex membalas tatapan Marion dengan sopan dan tetap tersenyum di wajahnya sambil mengangguk."

"Tanpa ragu, saya membalas permintaan Marion dengan senyum lembut dan mengangguk."

"Tentu saja, Marion. Kami akan menunggu di luar."

"Saya meraih tangan Rex dan memimpinnya keluar dari ruangan dengan sopan."

"Masuk ke dalam kamar, saya merasakan gejala kecemasan dan kesedihan bersemayam pada diri saya. Sepertinya saya memikirkan tentang Rheyna dan mengapa saya masih merasa ragu tentang ajakan Rex untuk menikah."

"Saya duduk di atas tempat tidur dan menutup mata, mencoba untuk merenung dan meredakan kecemasan saya."

"Saat saya membuka mata, saya merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi masalah yang mengintai hubungan saya."

*Saya bangkit dari tempat tidur dan keluar dari k

"Saya masuk ke ruangan dan melihat Marion sedang tiduran di pangkuan Rex. Saya dapat merasakan kecemburuan yang meningkat saat melihat tangan Marion menggengam tangan Rex."

"Namun, saya tersenyum dan mencoba untuk tetap tenang."

"Ada yang salah, Marion? Apa kalian sedang ngobrol serius?"

"Rex mengangkat kepalanya dari pangkuan Marion dan memperhatikan saya dengan tatapan lembut."